Klub Jelajah Ilmu adalah klub dimana kita belajar secara online dengan mengadakan pertemuan memakai Zoom/Skype. Kegiatan utama club 1. Memupuk kemampuan belajar secara mandiri dan bertanggung jawab 2. Mengembangkan kemampuan untuk riset 3. Mengasah kemampuan public speaking 4. Mampu menyajikan gagasan dalam bentuk lisan dan tulisan Dalam club ini kita akan 1. Bertemu teman-teman dari berbagai daerah, dan latar belakang. 2. Bertemu dengan narasumber ketje dan keren, tempat kalian menimba ilmu dari berbagai negara 3. Melakukan presentasi dan diskusi terhadap suatu tema Kegiatan pertama dari Klub Jelajah Ilmu adalah berkenalan dengan teman muslim di luar Indonesia, dalam rangkaian Program #sahabatmancanegara. Mereka akan berbagi cerita mengenai bagaimana Ramadhan di seluruh penjuru dunia. Yuk, simak kisah mereka... JEPANG Yang Pertama : Tante Ryka dari Kec. Harima, Kota Kako, Provinsi Hyogo, Jepang Jadi tante Ryka aslinya orang indonesia, pidah ke Jepang, Suami tante Ryka bekerja di Jepang sebagai penerjemah di sebuah pabrik. Tante Ryka tinggal di jepang sudah sekitar 6 bulan. Orang Jepang menganggap puasa itu seperti bunuh diri karena nggak makan nggak minum. Dan kemudian kami berbicara tentang sekolah, masjid, dan bahkan biaya untuk sampai ke sana. Orang Jepang tidak per setelah 40 menit, aplikasi Zoom menutup sendiri, jadi ketika 10 menit tersisa, kami mengucapkan selamat tinggal satu sama lain, terutama kepada Tante Ryka, karena ingin berbagi kisahnya dengan kami. Toko halal disana cukup sulit ditemukan, tapi kita bisa mengecek halalnya produk di call-center produk. Jika kita ingin sholat di Masjid, maka Tante Ryka biasanya pergi ke Masjid Kobe yang berjarak 1 jam perjalanan memakai kereta. Oh iya, anaknya Tante Ryka, Danish dan Azzam adalah anak muslim pertama di Kota Kako NORWEGIASelanjutnya Tante Icha dan Fatih dari Haugesund, Norwegia Fatih berusia tiga belas tahun dan dia adalah orang Indonesia, dia tinggal di Haugesund, Norwegia dengan ibu dan ayahnya, dia bisa berbicara bahasa Norwegia dan dia adalah seorang Muslim, setahun sekali, dia dan keluarganya kembali ke Indonesia untuk bertemu keluarganya saat lebaran. Mereka tinggal di Norwegia 11 tahun(Dari tahun 2009). Tante Icha punya hobi menulis, Tidak sekedar pamer makanan di IG, tapi Tante Icha juga berbagi resep makanan. Di antara tetangganya, Tante Icha dan Fatih adalah satu-satunya orang muslim di situ. Di Norwegia ada tiga cara untuk menentukan lama berpuasa. Pertama, mengikuti lama puasa di Mekkah, kedua, mengikuti waktu berpuasa negara tetangga, ketiga, tetap berpuasa sesuai waktu Norwegia. Kenapa ada 3 cara? Karena saat musim panas, matahari sangat lama bersinar (20 Jam) sedangkan saat musim dingin, matahari sangat cepat terbenam. Adzan juga tidak diperkenankan di Norwegia asalkan suaranya tidak keluar dari masjid. Aku bersyukur tinggal di Indonesia. BELANDALalu ada Argya dan Tante Eni dari Amsterdam, Belanda Argya dan Tante Eni sudah tinggal di negara Tulip ini sejak tahun 2016. Tante Eni sedang S3 Jurusan Human Geography, Planning and International Development Studies, Universiteit van Amsterdam (UvA). Puasa di Belanda memakan waktu 18 jam, dan biasanya Argya berbuka puasa bersama di Masjid Indonesia, Argya juga ikut "Cooking class for Iftar" di dekat rumah, yaitu di Calvijn Collage (5 menit jalan dari rumah). Saat 2019, Argya sholat Idul Fitri di masjid de Blauwe Moskee (dekat rumah 5 menit jalan) JERMANNarasumber berikutnya Ummi Lenny dan Abi Budi Anaknya Umi Lenny ada 3,Olivia 11 tahun, Alifa 10 tahun dan Audy 7 tahun, Umi Lenny adalah dosen di Sekolah Bisnis Manajemen (SBM-ITB). Awalnya di tahun 2014 Umi Lenny tinggal di Bonn untuk melanjutkan studi S3 di Center for Development Research, University of Bonn. Topik studinya tentang komunitas di kota Bandung, oleh karena itu terlibat cukup aktif di komunitas-komunitas, di antaranya Komunitas Aleut, ITB Motherhood, Tunas Nusa dan Tampah Indonesia. Dan Umi Lenny masih melanjutkan studinya sampai sekarang. JEPANGTerus ada Umi Melissa dari Miyazaki, Jepang Umi Melissa tinggal di Jepang dari 2016, Umi Melissa tinggal di Jepang karena suaminya studi S3 di Miyazaki University, awalnya Umi Melissa kesulitan beradaptasi dengan bahasa Jepang, rata-rata, orang Jepang kurang fasih bahasa Inggris, oiya, bahasa Jepang untuk pengucapan ada 2 macam, yaitu untuk yang sepantaran dan untuk yang lebih muda, untuk tulisan juga ada 2 macam, yaitu huruf kanji dan huruf Jepang biasa. Maklum, Jepang sangat memperhatikan adab dan sopan santun, contohnya jika ada orang Jepang bertemu dengan orang asing, dan orang asing tsb tidak menyapa, maka orang Jepang menganggap orang asing tsb tidak ramah. Komunitas Muslim di Miyazaki namanya Miyazaki Moslem Comunitty, mereka biasanya menyewa tempat untuk sholat, muslimnya kebanyakan dari Indonesia, Afghanistan dan Mesir. Kalau masjid, kebanyakan berada di kota besar, jadi biasanya Umi sholat di sebuah ruangan yang disediakan Miyazaki University untuk sholat. AustraliaPerkenalkan ini Syafa dan Faiz dari Melbourne, Australia
Mereka tinggal di Melbourne karena ibunya studi di University of Melbourne. Sehari-harinya mereka sekolah dari jam 9 sampai jam 3, dan biasanya mereka membeli makanan yang halal seminggu sekali di Coburg Halal Meats. Saat Ramadhan mereka ada kegiatan sebelum buka puasa bersama anak-anak muslim di Melbourne.
0 Comments
Assalamualaikum, kawan!
Hari ini aku mau membagikan link video di YouTube dari channel terpercaya tentang virus Corona Kok Bisa : https://www.youtube.com/watch?v=oWGzJUoBQn4 (Seberapa efektif masker menangkal virus Corona?) https://www.youtube.com/watch?v=ftNCj06d7KE (Bagaimana virus Corona menyerang organ tubuh kita?) https://www.youtube.com/watch?v=rExZ7KHtAV8 (Endemi, Epidemi dan Pandemi : Apa bedanya #Coronavirus Tadi siang, aku ikut eksplorasi online yang bertemakan Pandemik (maksudnya tentang virus yang sedang mewabah sekarang ini, yaitu SARS-CoV 2. Di WA group, ada permainan yang mengibaratkan virus ini. (Game master adalah tutor) Kalau masih bingung dengan penjelasan dibawah, silahkan comment ya! Diantara 19 peserta, ada 1 orang yang diberi angka awal 0. Nah, jika suatu angka (angka apapun) dikali 0, pasti hasilnya 0. Berarti itu diibaratkan dia terkena virus, tapi kenapa hampir semua orang terkena virus? Karena saat menelepon, itu ibaratnya bertemu/kontak dengan seseorang, jadi kalau kita menelepon orang yang udah kena angka 0 atau ibaratnya udah kena virus, kita kena juga. Misalkan, setelah aku menelepon seseorang yang sudah kena virus "0" (diibaratkan kita kontak dengan orang yang terinfeksi virus), aku juga kena virus. Tapi saat aku menelepon peserta lain aku deg-degan banget lho! Karena yang aku telpon itu sebenarnya aku gak kenal-kenal amat sih, cuma tahu nama sama daerah tempat tinggalnya. Dan aku terkena virus "0" ini di ronde ke-4. dari game ini kami belajar manfaatnya physical distancing. Menurutku game ini seru dan bermanfaat karena mengajarkan tentang gunanya physical distancing Sekian, Wassalamualaikum Pagi itu (Jumat 21-02-2020) aku menyelesaikan berkemas-kemas dan mengantarkan kucingku bersama anak-anaknya ke Petshop, lalu kami berempat naik ke mobil dan berangkat menuju Gerbang Tol Singosari tanpa kemacetan dan sampai di Solo kurang lebih 4.5 jam kemudian (aku berangkat sekitar jam 9 pagi).
Ketika sampai di rumah kepala sekolah Kuttab Ibnu Abbas (disamping Kampus Kuttab Ibnu Abbas yang pertama), kami disambut sendiri dengan kepala sekolahnya, kami tinggal di salah satu kamar di rumahnya. Sorenya, ada rapat tentang acara besok, yaitu sharing tentang minim sampah. Malamnya kami makan di Timlo Sastro 1. Paginya kami shalat shubuh di musholla sebelah, lalu setelah mandi dan latihan (kali ini aku berdua dengan Keni) aku mulai ngobrol dengan ustadz pendampingku saat nanti sharing. Setelah sharing kami ke Kampus Kuttab Ibnu Abbas yang kedua, disana aku makan siang dan sholat. Setelah itu kembali lagi ke Kampus yang pertama. Aku dan keni juga melihat-lihat peternakan ikannya kepala sekolah lho, banyak ikan gabusnya. Kemudian kami pamit untuk bersilaturahim ke Tawangmangu Assalamualaikum teman-temanku sekalian Aku mau berbagi pengalaman saat acara Jelajah Temanggung (22-25 Nov 2019) yang diselenggarakan oleh ibuku. Jelajah Temanggung adalah acara menjelajah kota Temanggung yang terletak di Jawa Tengah. Walaupun kota Temanggung tidak terlalu besar, tapi menyimpan berbagai keunikan. Acara ini memilik 3 games (maksudnya “games” itu artinya tugas ya!) untuk diselesaikan terlebih dahulu sebelum penjelajahan, yang tidak atau telat mengumpulkan tugas, maka dengan berat hati tidak boleh ikut! (untungnya semua mengumpulkan tugas) Kami di kota Temanggung akan belajar tentang :
(Kami juga belajar banyak dari beliau) Peserta Jelajah Temanggung ada 9 yaitu :
22-Nov Berangkat dari stasiun Gubeng, Surabaya menuju Jogja dengan KA. Sancaka, titik kumpul di Jogja, sampai di Temanggung dengan Elfnya Abditama Transport, di Temanggung kami menginap di rumah teman seperjalanan Umrah, yaitu Pak Pur dan Tante Kiki. 23-Nov Ke desa Kandangan, ke workshop Spedagi dan Radio Magno, malamnya bakar ikan. 24-Nov Ke Pasar Papringan di Desa Ngadiprono, siangnya ke kebun kopi di Gemawang, bebas 25-Nov Pagi naik Hiace dengan Abditama Transport ke Jogja, belajar Scratch Building atau Hand lettering, pulang ke Surabaya dengan KA.Sancaka, malam sampai rumah Geografisnya Temanggung, jadi kota Temanggung ini dikelilingi oleh gunung Sindoro dan gunung Sumbing, kebanyakan daerah kota Temanggung ini terletak di dataran tinggi, memungkinkan kopi bisa tumbuh, untuk di dataran tingginya, yang ditanam biasanya kopi jenis Robusta, untuk yang di daerah dekat gunung, biasanya kopi jenis Arabika yang ditanam. Kesanku saat di Workshop Spedagi dan Radio Magno Ternyata, desa juga berpotensi untuk bisa berkembang bukan terbelakang. Kesanku saat di Pasar Papringan Ngadiprono Pasar ini keren dan mencakup 3 hal yaitu Kuliner lokal, Kerajinan dan hasil tani. Kesanku saat di Kebun Kopi Gemawang Kopi Temanggung ini memang memiliki rasa yang berbeda dengan kopi yang lain, selain itu ternyata tengkulak juga berperan penting dalam harga kopi ini! Kalau mau lihat PDF slideshow lengkapnya bisa minta ke aku
Wassalamualaikum Day 1
Suara hujan rintik-rintik masih terdengar, dengan (cukup) tergesa-gesa kami membawa barang-barang (koper, tas, dll.) ke dalam bagasi, aku melambai kepada kamarku, mejaku, kasurku, dan rumahku, semoga bertemu kembali. Maka kami berangkat ke kota Kediri melewati kota Blitar, sepanjang jalan masih terlihat bekas hujan dan macet, tapi setelah melewati Gadang, mulai lancar jalannya. Saat melewati pertengahan daerah Karangkates, langit mulai menua warna birunya melewati Bendungan karangkates sudah sangat gelap suasananya, dan di daerah Brongkos, Kab. Blitar, ibu beli talas Bogor/Bentoel dan bapak mengecek tekanan ban mobil. Kami sholat Maghrib di Blitar dan makan malam di soto kudus (yang dikunjungi 2 atau 3 tahun yang lalu), saat sudah masuk kota Kediri, bapak ke ATM dan ternyata ATMnya rusak (wkwkwkwk), saat masuk hotel Merdeka, kami registrasi dan kami melewati jembatan kecil yang di bawahnya ada kolam dan ternyata ada 2 ekor bebek disitu, Keni dan ibu di kamar 232, aku dan bapak di kamar 236, aku lihat-lihat TV, baca info tentang prosedur keselamatan hotel, dan sebelum tidur aku main game! Day 2 Setelah sholat aku main game dengan Wifi hotel sampai pagi, diingatkan sarapan sama ibu, setelah itu bapak mandi aku menyusul mandi setelah bapak, sarapan dikit tapi macam-macam, setelah itu berkemas dan mengantar ibu ke Taman Brantas, tapi sebenarnya ibu itu workshopnya di kolong jembatan (iya! Beneran nggak kedengaran suara mobilnya!), setelah agaklama di sana kami (kecuali ibu) ke Museum Airlangga (yang bener Airlangga atau Erlangga sih?), setelah 45 menit (perkiraaan), kami kembali ke hotel Merdeka untuk berkemas-kemas (lagi) dan check-out, dan menjemput ibu. Lalu sholat dan cari tempat makan, dan menuju ke hotel yang satunya lagi, Bukit Daun Resort & Hotel. Hujan turun kembali, setelah check-in dan masuk kamarnya, bapak memilih kamar tipe yang sama tapi karena pingin di pojok, yaudah kita pindah. Kamar yang satu ini 2 tingkat, diatas ada meja kecil, kursi, 1 kasur, TV dan AC. Dibawah ada meja belajar 1 kasur besar/2 kasur, telefon, gantungan baju, kamar mandi (Dengan shower, toilet duduk, dan wastafel), TV dan kulkas mini. Malamnya kami makan di warung pinggir trotoar lalu tidur. Day 3 Habis bangun kuterus wudhu tidak lupa juga sholat shubuh, habis sholat kuterus main (Dari : lagu “Bangun Tidur kuterus mandi”), lalu kami jalan-jalan, terus aku dan Keni renang di kolam renangnya Bukit Daun, ramenya baru saat agak siang, terus mandi dan makan, Sehabis makan aku mengerjakan Pr Kumon. Setelah check-out, kami menuju ke masjid Agung Kediri (membayarnya 5.000 rupiah) dan ternyata ada liftnya, iya lift! Sehabis shalat dan makan kami pulang! Kesannya : Seru! Karena melewati jalan biasa, dan senang karena 3 hari di kediri (lama, ya?), terus karena malam jadi beda suasananya, terus bisa nginep hotel agak tinggi ratingnya. sekian Wassalamualaikum Kemarin aku belajar banyak dari Kakak-kakak TB Garasi dan Jaladwara untuk menghemat listrik dan mengurangi emisi.
Aku paling suka untuk mengamati meteran listrik dan menghitung rata-rata pemakaian listrik/hari/orang dan bagiku merubah pola pemakaian listrik itu tugas yang cukup menantang lho. o iya rata rata pemakaian listrik di rumahku 5,233 Kw/H tapi setelah berusaha menghemat listrik (dikasih tipsnya sama kakak-kakaknya) turun sampai 4,825 Kw/H. Hanya dengan lebih awas dan lebih jarang memakai peralatan elektronik (seperti mematikan AC, memakai sinar matahari dll.) kita bisa kok melakukannya! Harapanku, semua orang bisa menghasilkan sumber daya (Listrik, makanan, pakaian dll.) dengan meminimkan limbah (plastik, perangkat listrik rusak dll.), sehingga bumi bisa aman. Amin Sekian terimakasih. Hai, teman-teman, kemarin tanggal 22 September 2019 ada aksi #JedaUntukIklim, hmm sebenarnya ada apa sih kemarin itu?
Kemarin ada demo di Taman Aspirasi/Taman Pandang Istana tentang Perubahan Iklim, dan walaupun aku tidak ikut berdemo (masih kecil gw) tapi aku merasakan kalau di jalan-jalan itu lebih sedikit kendaraan bermotor, dan sedikit lebih mendung. Dunia mulai sadar akan perubahan iklim, dulunya disebut global waming (Pemanasan global), tapi setelah diamati ada bagian bumi yang bertambah dingin dan yang lainnya makin panas. Nah karena itulah akhirnya diubah menjadi perubahan iklim. Perubahan iklim itu benar adanya lho! Coba kalian amati Indonesia dulu ada dua musim, musim kemarau dan penghujan masing-masing musim jatahnya 6 bulan tapi sekarang musim kemarau lebih lama dari pada musim penghujan http://cews.bmkg.go.id/Peta/Hari_Tanpa_Hujan.bmkg Daerah jawa mengalami kekeringan ekstrim lho! Kalian jika ingin tahu tentang perubahan iklim search aja di google "Greta Thunberg" Dia itu penggerak aksi #JedaUntukIklm Terimakasih Sekian #XPOBeraksi2019 Halo, beberapa hari yang lalu, aku ikut acara "Outing class PSA" yang diadakan oleh Griya Tilawah, Outing class ini adalah salah satu program PSA setiap 1 semester, PSA sendiri mempunyai kepanjangan yaitu Pesantren Sabtu Ahad.
Kali ini Outingnya di selenggarakan di Nongkojajar, tepatnya di Bukit Flora. Perjalanan dari Masjid Al-Muqorrobun ke Bukit Flora memakai bis memakan waktu 1 jam lamanya. Setelah samapai kami ke aula dan menaruh barang bawaan disana lalu kami belajar tentang media tanam dan tanaman hias yang ada di Bukit Flora : Media Tanam 1. sekam 2. sekam bakar 3. pasir 4. pakis 3. pupuk kandang Tanaman hias 1. Anggrek bulan, berkembang biak dengan biji 2. Meranium, berkembang biak dengan Stek Batang Assalamu’alaikum teman, kemarin saat akhir juli aku mendapat kesempatan menjadi pembawa materi di acara workshop minim sampah (pembawa materi untuk anak), yang diadakan di sekolah alam ar-ridho’, kota semarang.
Kami berangkat pagi (sekitar jam 8), dan sampai sore (sekitar jam 15.30), setelah menaruh koper, kami pergi ke sekolah alam Ar-idho untuk berdiskusi dengan guru dan kepala sekolahnya, sekolahnya ada kebunnya dan komposter lho! Lalu saat maghrib kami balik ke guest house sholat dan makan di guest house (guest housenya namanya djajanti (bacanya : jayanti)), di djayanti, banyak buku, desainnya sangat menarik. Di dekat situ juga ada masjid dan gereja. Kamar kami berlantai 2 jadi makin seru. Besoknya setelah aku latihan, kami pun berangkat dan bisa ditebak kami kesulitan mencari parkir. (ibuku juga pembawa materi). Lalu aku naik tangga dan dekat pintu masuk ada mbak-mbak kelas Smp, yang membagikan donat bagi yang bawa kotak makan. Karena dikira murid aku ditanya “bawa bekal nggak?” Dan aku jawab “aku bukan peserta, mbak” . Kalau ingat itu pasti aku ketawa. Dan aku pun keringatan, gugup dan deg-degan, tapi akhirnya biasa juga (dulu malah pernah micnya basah karena keringatan). Setelah itu dilanjut kegiatan compost art (untuk kelas 1-3) dan membuat komik yang di fasilitasi sama keni (untuk kelas 4-6), aku di compost art. Setelah makan siang di sekolah, kami beristirahat di djajanti. Kemudian kami melihat simpang lima dan lawang sewu, kami sholat maghrib di lawang sewu lalu makan malam di soto bangkong. Hari terakhir di semarang kami isi dengan jalan-jalan di taman srigunting, disana aku sempat menyewa sepeda ontel dan skuter listrik (kalau mau selfie, banyak tempatnya lho). Lalu kami mencicipi lumpia mataram, sayangnya setelah itu kami harus sipa-siap buat check –out. Setelah check out kami bertemu teman lama saat umroh yang dari temanggung, ya siapa lagi kalau bukan tante kiki dan suaminya di restoran mang Engking (Disana ada harimau betulan lho). Lalu kami pun pulang lewat tol dan makan malam ayam goreng di jalan tol. |
AuthorName: Raditya Ardi W. Archives
May 2020
Categories |